Rabu, 01 Oktober 2014

Plengkung Alas Purwo "Keindahan Ombak Yang Mendunia dan Keindahan Adat Istiadat Kebudayaannya"

Di Negeri kita tercinta ini Indonesia, Indonesia akan sangat bangga di mata dunia karena memiliki Pantai Plengkung, pantai yang menjadi surganya peselancar duniaTidak hanya menawarkan keindahan pesisir pantainya dengan hamparan pasir putihnya yang memukau tetapi para wisatawan juga akan menerima keindahan panorama alam gulungan ombak-ombak pantai yang cukup besar dan tinggi. Keistimewaan lainnya yang dimiliki pantai plengkung ini yaitu disekelilingnya terdapat keindahan hutan hujan tropis, hutan hujan tropis ini merupakan bagian dari Taman Nasional Alas Purwa yang terkenal memiliki kekayaan akan keanekageraman hayatinya. Di taman nasional ini terdapat ratusan jenis tumbuhan yang beranekaragam dan berbagai jenis binatang seperti rusa dan penyu dapat Anda temukan di sini.


sumber:google.co.id-G Land Island search
 Pantai Plengkung ini sering disebut dengan nama G-Land. Ada beberapa persepsi berbeda mengenai alasan di balik pemberian nama G-Land pada Pantai Plengkung ini. Untuk persepsi yang pertama, huruf "G" pada awal kata di beri pengertian “Great” sebagai pengambaran akan ombaknya yang sangat luar biasa. Untuk persepsi yang kedua, huruf "G" pada awal kata nya di beri pengertian “Green” karena lokasinya yang tidak jauh dari hamparan hutan tropis yang hijau yang terdapat di Taman Nasional Alas Purwo. Untuk persepsi yang ketiga, huruf "G" pada awal kata nya merujuk pada kata ‘Grajagan,’ Grajagan yaitu sebuah pantai dan pelabuhan tempat kapal-kapal yang digunakan para wisatawan untuk mencapai pantai Plengkung. Tetapi para wisatawan lebih mengenal G-land ini karena bentuk pulau ini yang menyerupai huruf G.
sumber:google.co.id-Pantai Plengkung search
Keistimewaan ombak di pantai plengkung ini adalah yang ketinggian ombaknya yang bisa mencapai 4-6 meter dalam interval waktu   beberapa menit. Dengan keistimewaan tersebut membuat para peselancar dunia dapat menikmati gulungan ombak yang cukup tinggi dalam waktu yang lama. Dengan segala keistimewaan yang dimiliki pantai Plengkung  ini maka tidaklah mengejutkan bila pantai ini sudah lima kali menjadi tuan rumah ajang surfing internasional.
Pantai Plengkung ini sering di juluki "The Seven Giant Waves Wonder" oleh para peselancar dunia, karena merupakan salah satu dari 7 tempat surfing terbaik di dunia. Puncak aktivitas besarnya ombak di pantai plengkung ini hanya dapat dinikmati pada bulan-bulan tertentu saja yaitu antara bulan April hingga bulan Agustus.
Hamparan pasir putih di kawasan pantai plengkung ini di tambah dengan diselimuti di sekelilingnya hutan tropis yang masih alami dan jauh dari kebisingan hiruk pikuk perkotaan. Semua itu telah menjadikan Pantai Plengkung ini sebagai kawasan tempat tujuan wisata yang paling ideal untuk Anda kunjungi.
sumber:google.co.id-Transportasi Pantai Plengkung search
Selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai Transportasi menuju ke Pantai Plengkung ini. Untuk cara menuju ke pantai Plengkung ini ada dua, yaitu untuk solusi perjalanan yang pertama yaitu melalui jalur darat dari Banyuwangi menuju ke Kalipahit bisa ditempuh dengan menggunakan Bus. Dari Kalipahit menuju ke Pasaranyar bisa ditempuh dengan ojek atau menyewa mobil. Selanjutnya dari Pasaranyar Trianggulasi kita menuju ke Pancur Kemudian dari Pancur baru kita bisa langsung menuju ke Plengkung yang hanya berjarak sekitar 9 km. untuk solusi perjalanan yang kedua yaitumelalui jalur darat-laut dari Banyuwangi menuju ke Benculuk bisa ditempuh dengan menaiki bus atau kendaraan umum lainnya. Dari Benculuk kita langsung menuju ke Grajagan sekitar 18 km, kemudian dari Pantai Grajagan ke Pantai Plengkung bisa ditempuh dengan menggunakan speed boat.
sumber:google.co.id-AdatIstiadatAlasPurwo search
Selanjutnya saya akan membahas mengenangi adat istiadat dan kebudayaan masyarakat yang mendiami sekitar Taman Nasional Alas Purwo tersebut. Beberapa contoh adat istiadat yang biasa dilakukan oleh masyarakat disekitar Taman Nasional Alas Purwo antara lain adalah :
1)      Sayan
Sayan adalah Upacara yang merupakan suatu bentuk kegiatan gotong royong dalam mendirikan salah satu rumah penduduk. Jika salah satu penduduk akan mendirikan sebuah rumah maka penduduk lainnya akan berinisiatif datang untuk ikut serta bergotong royong membangun rumah tersebut. Setelah pada bagian atap rumah tersebut telah terselesaikan atau bagian atap tersebut telah dinaikkan, kemudian pemilik rumah akan mengadakan syukuran atas berdirinya rumah tersebut. Masyarakat di sana juga sering menyebutnya dengan istilah ngedekne omah (mendirikan rumah)
2)      Upacara Kelahiran
Yang kedua adalah upacara kelahiran. Ada tiga upacara yang dilaksanakan oleh masyarakat sekitar di Taman Nasional Alas Purwo ini pada waktu bayi masih di dalam kandungan sampai bayi dilahirkan.
          a)      Telon – telon
Upacara ini dilakukan oleh penduduk sekitar saat usia kandungan bayi berumur 3 bulan. Biasanya diselenggarakan suatu selamatan atau syukuran.
          b)      Piton-piton
Upacara ini dilakukan oleh penduduk sekitar saat usia kandungan bayi mencapai umur 7 bulan. Dalam upacara ini warga yang merupakan bapak dari si bayi akan membelah sebuah kelapa yang dipercaya dapat menentukkan jenis kelamin  dari si bayi tersebut. Jika belahan kelapa tepat di tengah dan dapat membelah kelapa maka jenis kelamin dari si bayi adalah laki-laki. Sedangkan jika belahannya miring maka jenis kelamin si bayi adalah perempuan.
          c)      Bayenan
Upacara ini dilakukan oleh penduduk sekitar pada hari dimana bayi dilahirkan. Biasanya penduduk sekitar hanya melakukan penganteran makanan sebagai tanda rasa syukur kepada para tetangga dan kerabat dekat.
          d)      Sepasaran
Upacara ini dilakukan oleh penduduk sekitar saat bayi sudah berusia 40 hari. Di dalam upacara ini biasanya dilakukan pemotongan ujung rambut bayi oleh para penduduk yang sudah dianggap tua atau tokoh masyarakat. Bukan hanya itu pada upacara ini juga dilakukan untuk pemberian nama kepada si bayi.
3)      Selamatan
Yang ketiga adalah Selamatan atau masyarakat sering menyebutnya kenduri. Acara kenduri ini dilakukan dalam rangka pengiriman doa kepada keluarga yang telah meninggal dan kepada para leluhur. Acara kenduri ini juga dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas apa yang telah diberikan Tuhan.
4)     Pertanian
Yang keempat adalah upacara dalam bidang pertanian, penduduk sekitar memiliki kebiasaan untuk menggelar upacara, yaitu tandur dan buritan. Tandur dilakukan pada waktu sebelum datangnya musim menanam padi, sedangkan buritan dilakukan pada waktu datangnya musim panen tiba sebagai bentuk rasa syukur terhadap Dewi Sri atau Dewi Kesuburan.
5)      Petik Laut
Yang terakhir adalah upacara petik laut. Upacara ini dilaksanakan pada waktu Tahun Baru Islam. Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat yang bermata pencaharaian sebagai nelayan. Upacara ini merupakan sebagai bentuk rasa syukur penduduk sekitar atas hasil laut yang melimpah. Dalam upacara ini masyarakat menghanyutkan sesajen untuk persembahan.
Selain itu, penduduk sekitar juga memiliki beberapa kesenian tradisional seperti: Jaranan Buto, Tari Gandrung, Wayang Kulit, Janger. Kesenian tradisional tersebut biasanya dipentaskan warga saat salah satu warga mempunyai hajat seperti pernikahan atau khitanan. Penduduk sekitar juga memiliki beberapa kesenian modern yang biasanya di pentaskan pada saat upacara keagamaan. Kesenian modern tersebut antara lain adalah jaran kincak, kuntulan dan kendang kempul.
Setelah saya membahas tentang adat istiadatnya , Selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai Warisan Kebudayaan Plengkung Alas Purwo , tepatnya di ujung selatan Alas Purwo terdapat suatu kawasan situs Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit dan kerajaan di era sebelumnya, yang oleh penduduk sekitar lalu dibangun menjadi sebuah pura, untuk sebagai tempat peribadatan umat Hindu. Kawasan situs ini berada di Kecamatan Tegaldlimo Banyuwangi, kawasan situs ini merupakan sisa-sisa kekayaan warisan budaya dari kerajaan Majapahit yang tidak sempat dihancurkan oleh kerajaan Demak, karena tersembunyi di balik hutan. Selanjutnya Umat Hindu di daerah tersebut membuatkan sebuah pura yang dinamakan Pura Giri Selaka. Untuk menuju ke Pura Alas Purwo tersebut para wisatawan harus memasuki kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Dari pintu depan kawasan Taman Nasional, diperlukan waktu satu jam untuk menuju Pura Giri Selaka, melewati hutan jati yang rimbun, yang terkadang bercabang jalannya tanpa adanya petunjuk arah.Untuk memudahkan transportasi menuju ke Pura Giri Selaka tersebut masyarakat setempat sudah menyiapkan sebuah angkutan umum tradisional yang disebut grandong. Angkutan ini mirip seperti truk, akan tetapi mesinnya masih menggunakan mesin genset. Harga sewa kendaraan menuju ke Pura Giri Selaka yaitu sekitar Rp 3.000 untuk sekali angkut.
Segala kekayaan alam dan budaya di plengkung alas purwo ini tentunya tidak akan bertahan lama jika tidak ada kesadaran dari diri kita sendiri terlebih masyarakat Banyuwangi, untuk merawatnya secara berkala dan penuh kedisiplinan khususnya dalam melakukan perawatan yang lebih intensif di situs-situs peninggalan bersejarahnya. Untuk benar-benar bisa membuat Mata DUNIA menghargai, mengagumi dan mengakui kekayaan alam dan budaya di plengkung alas purwo ini menjadi salah satu keindahan dunia yang dimiliki bangsa kita! INDONESIA.
Sekian dulu postingan dari saya, Semoga bermanfaat. Dan banggalah dengan sejuta kekayaan alam dan budaya yang dimiliki oleh bangsa kita Indonesia.
 
Referensi
http://resturamadhandream.blogspot.com/2013/08/7-wonders-plengkung-alas-purwo.html

1 komentar:

  1. artikel agan sangat mudah dipahami makasih atas apreasi dalam menulis postingan yang baik dan benar semoga jadi amal ibadah buat agan :D

    yo dari Tutorial Blogger | SEO

    BalasHapus